Alphabay News-Namlea//Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea secara konsisten memberikan ruang bagi warga binaan untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut, salah satunya bagi yang beragama Kristen. Seperti yang terlihat pada Sabtu (26/7), bertempat di Gereja Getsemani Lapas Namlea, petugas dan warga binaan Kristen bersama-sama menggelar ibadah Tutup Usbu atau ibadah untuk menutup minggu.
“Ibadah tutup Usbu memang sering kami lakukan bersama warga binaan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kami kepada Tuhan atas berbagai aktifitas yang telah kami lakukan selama sepekan ini. Giat rutin setiap hari sabtu ini juga kami jadikan sebagai momen refleksi serta memohon keberkahan kepada Tuhan untuk pekan yang akan datang,” ujar Yullian H. Tomasoa, selaku Kaur Tata Usaha yang ikut langsung dalam ibadah tersebut.
Menurutnya, ibadah rutin tersebut tidak hanya menitikberatkan untuk pembinaan kerohanian bagi warga binaan semata, tetapi juga sebagai momentum bagi petugas untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta sekaligus memperkuat iman dan kebersamaan jemaat di lingkungan Gereja Getsemani Lapas Namlea.
“Dengan ibadah yang kita lakukan setiap minggunya, secara tidak langsung juga memperkuat kebersamaan dan ikatan kami dengan warga binaan. Dengan ibadah, kita bersama-sama mengevaluasi diri dan menjadi pribadi yang lebih di mata Tuhan,” tambahnya.
Ditemui di tempat terpisah, Kepala Lapas Namlea, M. M. Marasabessy juga menjelaskan setiap warga binaan berhak menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaannya meskipun tengah menjalani masa pidana. Hal ini sudah dipertegas dalam regulasi pemasyarakatan yakni UU Pemasyarakatan Nomor 22 Tahun 2022.
“Meskipun hilang kemerdekaan, tidak ada Batasan bagi warga binaan untuk beribadah dan memperekuat ilmu agamanya. Ibadah juga merupakan salah satu pembinaan kepribadian yang bertujuan untuk membina dan membimbing warga binaan ke arah yang lebih baik,” tutur Marasabessy.